Selasa, 17 Maret 2020

TIGA SIFAT MENGUNDANG BENCANA ?


Allah banyak menyebutkan sifat-sifat manusia dalam Al-qur ‘an baik yang terpuji maupun yang tercela. Diantara sekian sifat, ada tiga sifat yang dilarang melakukannya, namun belakangan ini  banyak dilaksanakan  yaitu : 1) sifat tergesa-gesa, 2)  perilaku melampaui batas dan 3) bersifat keluh kesah. Ketiga sifat tersebut dapat mendatangkan bencana
1.    Sifat Tergesa-gesa
 Manusia Telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. (Q.S. Al-Ambiyaa/21:37)
Ayat diatas mengisyaratkan bahwa sifat tergesa-gesa dapat mengundang tanda-tanda azab Allah. Kegemaran bersifat tergesa-gesa dalam berbagai hal mempercepat datangnya azab Allah.
Harus kita akui bahwa banyak hal yang kita lakukan secara tergesa-gesa. Segala sesuatu ingin cepat diselesaikan. Bukan hanya menyelesaikan sesuatu tapi dalam meraih segala sesuatupun sifat tergesa-gesa ini banyak dilaksanakan. Akhirnya muncullah budaya instan, serba ingin cepat didapat dan tersedia tanpa harus melewati proses yang seharusnya.  Akibatnya budaya tersebut banyak diantara kita mendapatkan sesuatu dengan jalan pintas.
Orang yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan melakukan cara apapun yang penting pekerjaan didapat, yang ingin cepat mendapat gelar siap membeli ijazah walau berapa pun harganya. Orang yang ingin cepat naik pangkat, rela mengeluarkan uang berjuta-juta hanya untuk gengsi pangkat yang tinggi. Orang juga pergi ke dukun, bahkan memelihara tuyul demi mendapatkan materi yang melimpah. Para perindu jabatan dan popularitas  tidak ragu-ragu mendatangi orang pintar, para normal dan bahkan memasang susuk agar jabatan diraih dan namapun segera melambung. Begitulah beberapa realita saudara kita yang berkeinginan segera mendapatkan apa yang di impikannya.
Allah melalui pirmannya mengingatkan kita bahwa sifat tergesa-gesa akan mendatangkan bencana. Oleh karena itu mari kita berusaha menghindari sifat ini.

2.      Sifat/ Perilaku melampaui batas
Keinginan dengan segera mendapatkan sesuatu membuat manusia melakukan apapun. Akhirnya muncullah sifat kedua ini yaitu perilaku melampaui batas.
Allah melalui Rasulnya telah menyampaikan bata-batas segala sesuatu. Tapi kebanyakan manusia melanggarnya, akibatnya muncullah berbagai kerusakan. Ketidakpuasan adalah sifat yang mendorong manusia betindak melampau batas. Tidak puas dengan penghasilan yang ada manusia nekat melakukan dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kekakayaan, praktek merusak hutan yang mengakibatkan longsor dan banjir juga akaibat kerakusan manusia. Kadang-kadang karena hal yang sepele manusia harus saling bunuh sesamanya. Allah berfirman  Q. S. Al-Maidah : 32
dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu  sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Berbagai kerusakan dimuka bumi adalah ulah manusia yang melampaui batas. Hilangnya rasa qana’ah dan syukur, bahkan Untuk meraihnya mereka bertindak dengan berbagai cara  berlebihan dan melakukan sesuatu diluar batas. Bukankah Allah berjanji bagi yang bersyukur Allah akan menambahi nikmatnya? 
 Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim/14:7)

3.      Sifat Keluh Kesah
Bila bencana datang menimpa, yang ada hanya adalah penyesalan. Ucapan keluh kesah kerap kali keluar dari orang yang mendapat cobaan. Allah berfirman (Q S Al-Ma’rij/70:19-20)
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.  Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
Penyesalan yang baik tentunya tidak hanya terucap lewat mulut kita, tetapi juga dari hati yang paling dalam diiringi intropeksi diri. Jangan hanya berkeluh kesah, apalagi sampai mencari kambing hitam karena kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah sendiri.
Sebelum terlambat, marilah kita berbenah diri, mumpung masih diberi kesempatan menyesali berbagai kekeliruan. Taubat dalam arti kembali kejalan yang benar adalah langkah terbaik untuk menghapus kesalahan dan membuka lembaran baru untuk meniti jalan yang diridhoi Allah SWT.
Marilah kita titi kehidupan ini tanpa melupakan bagian kita diakhirat. Jangan karena sifat kita yang tergesa-gesa mencari kehidupan karena rezki datangnya dari Allah, apalagi sampai melampaui batas. Jika Allah memberi nikmatnya kita bersyukur dan jika belum kita bersabar.
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash/28:77)

Kita berharap tidak tergolong kepada ketiga sifat tersebut yaitu sifat tergesa-gesa, perilaku melampaui batas dan sifat keluh kesah yang dapat mengundang bencana bagi diri kita sendiri. Tentu kita selalu berharap Allah senantiasa melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada kita semua.

---------------------------oo000oo------------------------Af


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIBURAN DAN CUTI TAHUNAN GURU PNS ?

oleh Afwan Tarihoran, M.Pd. A.         Pendahuluan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 menyebutkan: Guru...