SMK NEGERI 1 MARANCAR BERDASI
(BERIMAN CERDAS TERAMPIL DAN BERPRESTASI)
Oleh Afwan Tarihoran, M.Pd.
Taqwa adalah merupakan derajat tertinggi di mata Allah. Taqwa akan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari dengan jalan senantiasa berusaha untuk hidup sejalan dengan petunjuk Allah SWT. Bagaimana profil/ perilaku orang yang bertaqwa itu? Berdasarkan ayat di atas tercermin 3 (tiga) perilaku/perbuatan/sifat terpuji orang bertaqwa yaitu orang menginfakkan hartanya (dermawan), orang yang mampu menahan amarah (sabar) dan orang mema’afkan kesalahan orang (pemaaf).
1. Dermawan/ Menginfaqkan Hartnya
Orang
bertaqwa, peduli terhadap sesama dengan berinfaq yang berkesinambungan dikala senang maupun
dikala susah. Orang bertaqwa memiliki semangat al-ma’un dalam
membebaskan kaum dhu’afa, menyantuni anak yatim, fuqaro dan masakin.
Kondisi
ummat di negeri yang kaya, tanah yang subur
tetapi rakyatnya masih banyak yang miskin, belum menikmati hidup yang layak
tentram dan sejahtera. Seorang yang bertaqwa selalu bersyukur atas karunia yang
diberikan Allah dengan berinfaq, bersedekah. Orang bertaqwa yakin bahwa rezki
datangnya dari Allah. Orang bertaqwa yakin akan janji Allah dengan bersyukur,
Allah akan menambah nikmat
Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(QS.Ibrahim/14:7)
Jika
saat ini masih banyak kita temukan orang miskin, kelaparan, belum menikmati
hidup yang layak tentram dan sebagainya, sementara negeri kita subur, perlu
kita bertanya mungkin di Negeri ini sudah sangat sedikit
orang yang bertaqwa sehingga penduduknya mengingkari nikmat Allah. Dengan
demikian benarlah apa yang difirmankan Allah SWT (QS. An-Nahl: 112)
Dan Allah Telah membuat suatu
perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
2. Sabar/ Mampu Menahan Amarah
Orang
bertaqwa, mampu menahan atau mengendalikan amarahnya, berhati mulia, tidak suka
memfitnah, tidak su’usdhon. Orang bertaqwa kesucian jiwanya sangat
mendalam.Firman Allah Q.S. Al-Baqarah/2:153
Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.
Rasulullah bersabda:
Orang yang kuat itu bukanlah ia yang bisa mengalahkan
orang lain, melainkan yang disebut orang kuat adalah yang dapat mengendalikan
dirinya ketika marah. ( HR. Bukhari Muslim)
Orang
bertaqwa, suka memaafkan kesalahan orang lain, karena orang bertaqwa mempunyai
sikap dan keyakinan. Sikap hidupnya dalam hidupnya mencintai kedamaian dan
ketertiban, sikap hidupnya tenang dan nyaman, saling menasehati dengan
kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.
Orang
bertaqwa tentunya tidak mau digolongkan kepada orang yang merugi, oleh karena
itu seorang yang bertaqwa akan berusahan memaafkan orang lain walaupun orang
tersebut tidak meminta maaf. Ini
kesucian hati dari orang orang bertaqwa.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S.
Al-Ashr/103:1-3)
Ketiga
perilaku tersebut merupakan indikator dari orang yang bertaqwa. Orang bertaqwa
adalah orang paling mulia disisi Allah.
Selanjutnya
Allah juga menyukai mereka yang sudah terlanjur berbuat salah dan keji, kemudian segera sadar dan ingat Allah kemudian
mohon ampun disertai tekad dan kebulatan hati akan berhenti dan tidak
mengulangi lagi perbuatan tersebut. Hal ini juga merupakan ciri orang yang disukai Allah. Firman Allah QS Ali
Imran:135
Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.
-----------oooOooo-----Af
oleh Afwan Tarihoran, M.Pd. A. Pendahuluan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 menyebutkan: Guru...