Senin, 17 Mei 2021

PERILAKU ORANG BERTAQWA

Oleh Afwan Tarihoran, M.Pd.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,   (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS.Ali Imran/3:133-134)

Taqwa adalah merupakan derajat tertinggi di mata Allah. Taqwa akan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari dengan jalan senantiasa berusaha untuk hidup sejalan dengan petunjuk Allah SWT. Bagaimana profil/ perilaku orang yang bertaqwa itu? Berdasarkan ayat di atas tercermin 3  (tiga)  perilaku/perbuatan/sifat terpuji  orang bertaqwa yaitu orang  menginfakkan hartanya (dermawan), orang yang mampu menahan amarah (sabar) dan orang mema’afkan kesalahan orang (pemaaf).

1.    Dermawan/ Menginfaqkan Hartnya

Orang bertaqwa, peduli terhadap sesama dengan berinfaq  yang berkesinambungan dikala senang maupun dikala susah. Orang bertaqwa memiliki semangat al-ma’un dalam membebaskan kaum dhu’afa, menyantuni anak yatim, fuqaro dan masakin.

Kondisi ummat di negeri yang kaya, tanah yang subur tetapi rakyatnya masih banyak yang miskin, belum menikmati hidup yang layak tentram dan sejahtera. Seorang yang bertaqwa selalu bersyukur atas karunia yang diberikan Allah dengan berinfaq, bersedekah. Orang bertaqwa yakin bahwa rezki datangnya dari Allah. Orang bertaqwa yakin akan janji Allah dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat

 Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.Ibrahim/14:7)

Jika saat ini masih banyak kita temukan orang miskin, kelaparan, belum menikmati hidup yang layak tentram dan sebagainya, sementara negeri kita subur, perlu kita bertanya mungkin di Negeri ini sudah sangat  sedikit  orang yang bertaqwa sehingga penduduknya mengingkari nikmat Allah. Dengan demikian benarlah apa yang difirmankan Allah SWT (QS. An-Nahl: 112)

Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

2.    Sabar/ Mampu Menahan Amarah

Orang bertaqwa, mampu menahan atau mengendalikan amarahnya, berhati mulia, tidak suka memfitnah, tidak su’usdhon. Orang bertaqwa kesucian jiwanya sangat mendalam.Firman Allah Q.S. Al-Baqarah/2:153

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Rasulullah bersabda:

Orang yang kuat itu bukanlah ia yang bisa mengalahkan orang lain, melainkan yang disebut orang kuat adalah yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah. ( HR. Bukhari Muslim)

 3.    Pemaaf/ Mema’afkan Kesalahan Orang

Orang bertaqwa, suka memaafkan kesalahan orang lain, karena orang bertaqwa mempunyai sikap dan keyakinan. Sikap hidupnya dalam hidupnya mencintai kedamaian dan ketertiban, sikap hidupnya tenang dan nyaman, saling menasehati dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.

Orang bertaqwa tentunya tidak mau digolongkan kepada orang yang merugi, oleh karena itu seorang yang bertaqwa akan berusahan memaafkan orang lain walaupun orang tersebut tidak  meminta maaf. Ini kesucian hati dari orang orang bertaqwa.

Demi masa.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,  Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr/103:1-3)

Ketiga perilaku tersebut merupakan indikator dari orang yang bertaqwa. Orang bertaqwa adalah orang paling mulia disisi Allah.

Selanjutnya Allah juga menyukai mereka yang sudah terlanjur berbuat salah dan keji,  kemudian segera sadar dan ingat Allah kemudian mohon ampun disertai tekad dan kebulatan hati akan berhenti dan tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut. Hal ini juga merupakan ciri  orang yang disukai Allah. Firman Allah QS Ali Imran:135

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.

-----------oooOooo-----Af


LIBURAN DAN CUTI TAHUNAN GURU PNS ?

oleh Afwan Tarihoran, M.Pd. A.         Pendahuluan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 menyebutkan: Guru...